Minggu, 20 April 2014

BLOG TEMAN

BLOG TEMAN

1. RENO Crew
http://5segunda.blogspot.com

2. TASYA Crew
http://kelompoktrily.blogspot.com/
3. ZAKA Crew
http://fantastikfive.wordpress.com/

4. ARGA Crew
http://arifkaberbagi.blogspot.com/


5. FAJRIH Crew
http://cadsketch.us/about/tentang-kita/

6. ALFRED Crew
http://mahasiswarantau1322.blogspot.com/

7. NANDA Crew
http://arsitekturitn.blogspot.com/

8. SUBAGIA Crew
http://arsitekturitnmalang.blogspot.com/

9. BANDAR Crew
http://unyubingits.blogspot.com/

Selasa, 08 April 2014

MEMBUAT MINIATUR POHON


CARA MEMBUAT MINIATUR POHON
Dalam membuat minitatur pohon untuk maket suatu bangunan ada beberapa cara atau metode,. Disini saya akan memberikan di antara metode tersebut  yang pernah kami pakai dalam membuat miniatur pohon.
Beberapa alat dan bahan yang perlu di persiapkan sebelum membuat miniatur pohon
1.      Kabel serabut
2.      Bahan Daun
3.      Lem Kayu
4.      Cat Semprot
5.      Solder
6.      Kawat Solder
7.      Penguat Pohon (hairspray/clear pilox)
8.      Cutter
9.      Tang
10.   Pinset
11.  Kuas

Cara pembuatan :
1. Potong kabel dengan ukuran sesuai yang diinginkan. Misalnya 10 cm. Sayat pembungkus kabel keluarkan isinya.
2. satukan kawat serabut isi kabel tadi dengan cara dililit kemudian solder salah satu bagian ujungnya.
3. Ujung kawat yang tidak di solder kemudian di bagi menjadi beberapa bagian tergantung berapa banyak cabang pohon yang diinginkan. Potong bagian ujung batang bila terlalu panjang
4. Setelah jadi. Kemudian kita somprot dengan cat semprot. Pertama dengan warna abu-abu kemudian dengan warna batang pohon. Misalnya coklat tua.

5. Beri lem di tiap ujung batang


6. Taburkan bahan pohon, tancapkan ujung bawahnya ke tempat pengeringan (streofoam)
7. Setelah kering, beri hairspray atau pilox clear agar pohon tidak rontok dan memberi kesan glossy.

sekian dan terimakasih.
Somoga bermanfaat

DESAIN RUMAH


MEMBUAT DESAIN RUMAH DENGAN BAIK

Membuat desain rumah dengan baik dapat dilakukan siapa saja, karena "baik" itu adalah sesuatu yang relatif. Baik bagi saya belum tentu baik bagi anda, demikian pula sebaliknya. Tetapi untuk mencapai kesempurnaan dan kepuasan merencanakan rumah tinggal alangkah bijaksananya apabila kita mempercayakan kepada orang yang  menguasai  teori dan etika perencanaan.

Apa yang perlu kita pertimbangkan dalam mendesain rumah tinggal kita.

1. Kebutuhan ruang
Berapa banyak ruang tidur, berapa banyak kamar mandi, perlu tidaknya gudang, dan fikirkan ruang lain yang kita butuhkan. Urutkan berdasarkan skala prioritas agar kita bisa mengatur mana yang harus didahulukan. Tentu saya pertimbangannya adalah budget.

2. Tentukan besaran ruang
Berapa luas ruangan yang kita inginkan. Sebagai pertimbangan, fikirkan dahulu furnitur apa saja yang akan ditempatkan di dalamnya. Jangan terlalu besar dan juga terlalu kecil.

3. Kelompokkan bedasarkan zona kegiatan.
Zona publik adalah ruang-ruang yang bisa dimasuki siapa saja (keluarga dan juga orang diluar penghuni rumah) ruang dimaksud misalkan teras, ruang tamu.
Zona privat adalah ruang-ruang yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang. Misalkan ruang tidur.
Zona servis adalah ruang ruang dimana aktifitas yang dilakukan membutuhkan ruang khusus. Misalkan dapur, ruang cuci, ruang jemur, ruang pembantu.

4. Pertimbangkan ruang sirkulasi.
Ruang sirkulasi adalah ruang pergerakan orang. Ruang ini terbentuk setelah kita merencanakan perletakan furniture atau perabot. Sebagai pertimbangan sederhana, lebar ruang sirkulasi minimal adalah 60cm. Ukuran ini didapat dari lebar standar manusia.

5.Pencahayaan dan Penghawaan
Jangan lupa, rumah yang sehat adalah rumah yang memiliki sirkulasi udara yang baik dan pencahayaan matahari yang cukup. Oleh karena itu, pikirkan bukaan jendela dan fentilasi yang cukup.

Tidak sesederhana itu mendesain rumah tinggal. Belum terfikir bagaimana bentuk atapnya, bagaimana tampak depannya, bagaimana warnanya, HONGSHUI dan FENGSHUI bagi yang mempercayainya.
Paling mudah, percayakan kepada ARSITEK. Arsitek merangkum keinginan klient yang dipadu dengan kaidah arsitektur.
Selain estetika yang akan kita dapat, Biaya produksi juga dapat diprediksi.


Selasa, 01 April 2014

Sejarah ITN Malang

Sejarah ITN Malang

 

Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang bermula dari Akademi Teknik Nasional (ATN) Malang yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional Malang pada tahun 1969 dengan 2 Jurusan yaitu Teknik Mesin dan Teknik Sipil, dan pada tahun 1980 membuka jurusan baru antara lain : Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Tekstil, Teknik Arsitektur. Dengan pertimbangan ingin memberikan pendidikan sampai dengan tingkat sarjana (S-1), pada tahun 1981, ATN Malang dikembangkan menjadi ITN Malang dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0104/0/1983 yang diterima pada tahun 1983 terdiri dari 2 Fakultas yaitu Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). FTI membawahi jurusan/program studi jenjang S-1 : Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Tekstil, dan jenjang D-III : Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Industri. Sedangkan FTSP membawahi jurusan/program studi jenjang S-1 : Teknik Sipil dan Teknik Arsitektur, untuk jenjang D-III : Teknik Sipil.

Pada awalnya ITN Malang menempati areal kampus seluas 4 Ha di Jalan Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang. Dengan jumlah mahasiswa ITN Malang semakin meningkat, maka upaya pengembangan sarana dan prasarana dalam dalam mendukung proses pembelajaran terus dilakukan. Pada tahu 1998 ITN membangun kampus II yang dirancang sebagai kampus terpadu yang menempati areal seluas 35 Ha dari lahan seluas 65 Ha yang dimiliki ITN Malang. Pada Tahun 2000 Kampus II tersebut digunakan dan ditempati oleh jurusan/ program studi Teknik Mesin S1, Teknik Elektro S-1, Teknik Industri S1, Teknologi Tekstil S1, dan Teknik Elektro D-III.

Pada tahun 1982 ITN Malang membuka kembali jurusan/program studi baru, untuk di FTI menambah jurusan/program studi Teknik Gula, sedangkan di FTSP menambah jurusan/program studi Teknik Pengairan, Teknik Planologi, dan Teknik Geodesi. Untuk memenuhi kebutuhan Sarjana Teknik di Indonesia dari berbagai bidang keahlian, pada tahun 1985 ITN Malang menambah lagi jurusan/program studi baru, yaitu jurusan/program studi Teknik Elektronika S-1 di bawah FTI, dan jurusan/program studi Teknik Lingkungan di bawah FTSP.

Pada tahun 1985 ITN Malang pertama kali berhasil meluluskan Sarjana bergelar Insinyur yang terdiri dari 6 orang dari Jurusan Teknik Mesin dan 8 orang dari Jurusan Teknik Sipil, sedangkan lulusan pertama Magister Teknik Program Pascasarjana pada tahun 2002 terdiri dari 4 orang lulusan Manajemen Industri dan 1 orang lulusan Manajemen Konstruksi.

Pada tahun 2000, ITN Malang membuka Program Pascasarjana (S2) Magister Teknik berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ( Dirjen DIKTI ) No. 75/Dikti/Kep/2000 dengan dua Program Studi yaitu Program Studi Teknik Industri Konsentarsi Manajemen Industri dan Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi.

Dengan demikian, sampai tahun 2004 di ITN Malang telah menyelenggarakan pendidikan di tingkat Program Pascasarjana (S-2) dengan 2 (dua) Program Studi, yaitu ; Program Studi Manajemen Industri dan Program Studi Manajemen Konstruksi. Di tingkat Sarjana (S-1) dan Diploma Tiga (D-III) dengan dua Fakultas yaitu ; Fakultas Teknologi Industri (FTI) membawahi 10 jurusan/ program studi, diantaranya ; Teknik Mesin S1, Teknik Elektro S1, Teknik Industri S1, Teknik Kimia S1, Teknik Tekstil S1, Teknik Gula dan Pangan S1, Teknik Elektronika S-1, Teknik Mesin D III, Teknik Elektro D III dan Teknik Industri D III. Sedangkan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) membawahi 8 jurusan/ program studi, yaitu Teknik Sipil S1, Arsitektur S1, Teknik Pengairan S1, Teknik Planologi S1, Teknik Geodesi S1, Teknik Lingkungan S1, Teknik Sipil D III dan Teknik Geodesi D III.

Dengan pertimbangan besarnya minat masyarakat yang belajar di bidang informatika, pada tahun 2008 ITN Malang membuka jurusan/program studi Teknik Informatika S-1, sedangkan konsentrasi Teknik Komputer dan Informatika yang ada di jurusan/program Teknik Elektro dirubah menjadi konsentrasi Teknik Komputer. Disamping itu, sehubungan dengan terjadinya penurunan minat masyarakat yang belajar di jurusan/program studi Teknik Geodesi D-III, maka pada tahun 2008 dilakukan penutupan.

Pada tahun 2009 jurusan/program studi Teknik Elektro membuka konsentrasi Teknik Telekomunikasi.
Jumlah mahasiswa ITN Malang sampai tahun 2011 mencapai 4572 orang mahasiswa yang berasal berbagai propinsi di seluruh Indonesia dan Negara Timor Leste, sedangkan lulusan atau alumni ITN Malang telah mencapai 29.652 orang, dan mereka telah bekerja di instansi pemerintah, swasta, serta industri.

Rencana pengembangan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA) 2002 – 2012 terevisi yang didasarkan pada HELTS 2003 – 2010 DIKTI dan prinsip Good University Governance (GUG). Rencana pengembangan jangka pendek, menengah, dan panjang ITN Malang diturunkan dari Visi, Misi, dan Renstra yang dijabarkan dalam peta jalan (road map) ITN Malang, yaitu : Fase 1 (2005 – 2010) Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi, Fase II (2010 – 2015) Penguatan Pelayanan Prima untuk Pencapaian Daya Saing Nasional, Fase III (2015 2020) Pencapaian Daya saing Regional, dan Fase IV (2020 – 2025) Pencapaian Daya Saing Global dan tercapainya Entitlement/Word Class University. Setiap fase mempunyai keterkaitan yang koheren satu dengan lainnya, sehingga keberhasilan pada satu fase sangat ditentukan kinerja pada fase sebelumnya.

Pada saat ini ITN Malang memfokuskan pada rencana pengembangan Fase II (2010 – 2015), yaitu penguatan layanan prima untuk pencapaian daya saing nasional. Keberhasilan kinerja pada fase ini ditentukan oleh tercapainya : (a). Pengembangan Tata Kelola, (b). Penguatan Citra Institusi, (c). Pengembangan Good University Governance (GUG), dan Akreditasi Institusi.

Dalam mencapai sasaran Fase II dan berkelanjutan pada fase berikutnya, setiap akhir kegiatan semester, ITN Malang selalu memonitoring dan mengevaluasi kinerja yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja, sehingga prinsip dasar yang menjadi rujukan pada saat ini (Fase II) akan dapat terealisasi sesuai dengan rencana.